Text
SELALU ADA KAPAL UNTUK PULANG
"Pada awalnya, aku mengira cita-cita adalah hal terbaik yang bisa kugapai. Tetapi, nyatanya tidak. Cita-cita sebenarnya tidak pernah menjadi sederhana...."
Poy dan Apin, dua sahabat dari sebuah desa kecil bernama Manangun di Gorontalo, merantau ke kota demi menggapai cita-cita menjadi guru. Cita-cita sederhana yang tak pernah mereka sadari begitu penuh perjuangan untuk mewujudkannya. Perbedaan padnagan akhirnya mendorong Poy rela meninggalkan Apin untuk menempuh jalannya sendiri.
Keitka nasib mempertemukan kemabli mereka delapan tahun kemudian, keadaan telah jauh berubah. Apin telah sukses menjadi anggota dewan di Gorontalo, sedangkan Poy terdampat di sebuah masjid kecil di Sulawesi Tengah sebagai guru ngaji. Pertemuan yang menjadi titik balik perubahan cara pandang mereka. Mereka sadar, angin telah membawa haluan cita-cita mereka melenceng begitu jauh.
Akankah mereka berputar kembali ke titik awal keberangkatan? Atau, malah membiarkan angin mendorong hingga tersesat dalam lautan luas? Diselingi dengan enyum, tawa, getir, juga air mata, Poy dan Apin mengingatkan kita bahwa selalu ada kapal yang akan membawa kita menyongsong samudra masa depan dengan pemikiran yang lebih bijaksana.
P07625 | 899.221 3 ALS S | SMP Negeri 3 Malang (10) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Hilang |
Tidak tersedia versi lain