Text
PUKAT
"Mamak benci pada Pukat!"
"Oi, kau keliru, Pukat. Dengarkan Bapak, tidak ada seorang pun Mamak di atas muka bumi ini yang membenci anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri. Bukankah kau pandai mengkait-kaitkan banyak hal? Kau juga pandai mengartikan banyak hal. Nah, artikan sendiri makna darah daging itu."
Bapak benar. Aku mulai menyadarinya di antara demam panas dan gigil tubuh, betapa sabar dan lembut Mamak menyentuh dahiku, memastikan aku baik-baik saja. Mengurus kotoranku, muntahku, tanpa meninggalkan kewajibannya yang lain sebagai seorang ibu. Itulah Mamakku. Entah sudah berapa juta butir nasi dan ratus ribu gelas air yang disiapkannya selama sepuluh tahun kehidupanku. Penuh kasih sayang, tanpa berharap imbalan selain doa agar kami tumbuh menjadi anak yang baik. Terlebih lagi, saat kami sakit seperti yang kurasa sekarang. Bagaimana mungkin aku menuduh Mamak benci padaku, tidak sayang lagi?
Maafkan Pukat, Mak. Sungguh!
P06720 | 899.221 3 LIY P | SMP Negeri 3 Malang (10) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain